Senin, 23 Agustus 2010

PRINSIP MEMPERBAIKI KESALAHAN


 

A.  Pendahuluan

 

Masalahnya bukan apakah kita pernah/tidak pernah melakukan kesalahan? Tetapi, apakah kita memiliki keberanian untuk (secara jujur) mengakui kesalahan, bertanggung jawab terhadap kesalahan yang telah kita lakukan (menerima kosekuensi logis), dan berusaha memperbaikinya? Adakah usaha ‘mencari’  kesalahan untuk setiap tindakan (intropeksi diri) baik dalam hubungan kita dengan Tuhan atau dalam interaksi kita dengan sesama manusia, sampai dapat mengerti dan memahami apa yang ‘tidak boleh kita lakukan’ untuk waktu-waktu selanjutnya?  Berani secara jujur mengakui setiap kesalahan dan berusaha memperbaikinya, mencari kesalahan dari setiap tindakan dalam interaksi kita adalah sebuah ‘intropeksi diri’  menuju arah ‘pengembangan diri’.

 

Nabi bersabda, “Utamakan sikap satya dan dapat dipercaya, janganlah bergaul dengan orang yang tidak seperti dirimu dan bila bersalah janganlah takut memperbaiki!”  (Lunyu. IX: 25)

Nabi Bersbda, “Bersalah tetapi tidak mau memperbaiki inilah, inilah benar-benar kesalahan.” (Lunyu. XV: 30)      lihat selengkapnya....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar